dongeng taman bunga
di tengah buaian gerimis,
kulihat kamu dan temanmu
ditengah pengharapan mencari bunga.
sambil memandang, kubertanya dalam hatiku
ada kenangan apa dibalik muka lesumu?
akankah sekuntum bunga mewarnai harimu?
memberikan sedikit senyum pada lesumu?
namun nyatanya, kudiam saja.
bungapun tak kuberikan.
di waktu lain, hari itu keluh-kesah menemaniku;
kau dan temanmu masih disana.
kubertanya dalam hatiku
kenapa kamu masih disana mencari bunga,
tak mengertikan kamu tentang dunia,
namun nyatanya, kudiam saja,
menatap kosong akan pencarianmu,
meninggalkanmu.
saat hari itu kubersuka ria;
kujuga melihatmu dan kawanmu.
kamu masih mencari bunga disana.
karena sedang bahagia, kuberi kau bunga berwarna.
kau memberi senyum kecil, dan pergi begitu saja,
saat kutanya temanmu, dia berkata kalau kau pergi
mencari bunga di taman sebelah.
kumelihat kau pergi, dan meninggalkanmu
saat kusedang melamun,
kumemirkanmu dan kawanmu,
kenapa kau terus mencari bunga?
apa arti bunga dalam hidupmu?
dalam membawa tanya, kumencarimu di taman.
kulihat kau disana, mencari bunga,
saat kutanyakan, kau malah bertanya apakah
aku mau memberi bunga,
saat kuberi kau bunga, kau pergi ke taman sebelah.
dengan penuh tanya, kukejar, dan kau semakin menjauh.
kuberlari lebih kencang, dan kau semakin jauh.
kuberteriak, teriak, dan kau menoleh,
bertanya kalau aku masih punya bunga.
kubilang kutak punya, dan kau berkata
kalau sehelai rambutku bisa berubah menjadi bunga
bila ditetesi air mataku,
makaku mencoba, dan benar adanya.
kuberi kau bunga dari rambutku.
tapi kau tak pernah puas dan tetap berkata sama
bertanya apakah aku mempunya bunga.
setelah sekian lama, habis sudah rambutku.
dan ketika kau tetap bertanya,
kuterdiam saja, dan kaupun semakin menjauh.
kuputus asa, dan merasa sedih.
dan saat kumenangis, seseorang lewat dan memberiku bunga.
sesaat kuberhenti menangis dan tertawa,
namun ketika sedihku hilang, begitu juga bunga itu lenyap.
sejak saat itu, bunga bunga darinya selalu berdatangan ketika kusedih.
kubertanya tanya apakah yang terjadi,
tapi ku tetap tak mengerti.
sesaat ku menunggu bunga bunga itu datang,
dan kubuat-buat rasa sedihku, supaya dia datang membawa
bunga untuk menghilangkan resahku.
sampai ketika dia berkata, kalau-kalau dia telah memberi
semua bunga yang dia punya.
maka kuberkata
kalau sehelai rambutnya bisa berubah menjadi bunga
bila ditetesi air matanya,
dia melakukan yang sama, dan memberiku bunga dari rambutnya
sampai pada akhirnya dia kehabisan rambutnya,
dan akupun meninggalkannya, tuk mencari orang orang
yang mempunyai bunga.
sering kumerasa kusudah mengerti,
nyatanya aku masih hijau dalam pahit manisnya dunia.
dear ... forgive me for what I did.
0 Comments:
Post a Comment
<< Home