Setelah seharian panas, untungnya malam ini surabaya sedikit terguyur hujan. Gua yang tadinya lagi asyik baca buku, gara-gara hujan ini langsung teringat akan positive thinking, yang kemudian mengingatkan gua akan blog gua; yah, mengingatkan untuk update blog gua :p.
I actually wrote something yesterday, but it’s not done yet and I’m not in the mood to continue it at this moment. So, I guess I will share something about this interesting book that I just borrow from my brother.
Judul bukunya adalah “Lords of the Rim” (para pendekar pesisir). Judulnya yang mungkin mirip judul buku silat atau plesetan LOTR ini, ternyata berisikan kisah tentang taipan-taipan Cina perantauan (Overseas Chinese): dimulai dari asal usul mereka, leluhur mereka, dan kisah sukses sepak terjang mereka di dunia bisnis.
Saya sendiri baru selesai membacai sampai bab 4 (totalnya buku ini sepanjang 388 halaman dan terbagi menjadi 19 bab), dan di 4 bab pertama itu pengarang masih belum menyentuh cerita-cerita tentang taipan-taipan besar macam om Liem (mungkin di bab belasan baru dibahas) dan hal-hal (yang saya harapkan) menarik lainnya; dalam 4 bab pertama ini masih dibahas mengenai Cina pada zaman dahulu, dimulai dari ratusan tahun sebelum masehi.
Pengarang buku yang adalah orang non-chinese ini bisa dibilang cukup objective atau ringan-mulut (tergantung siapa yang berpendapat), yang pasti dia tampak cukup blak-blakan dalam berpendapat walaupun tentunya pendapatnya juga belum tentu benar. Terlepas dari pendapat-pendapatnya yang kurang simpatik, ke-empat bab pertama dari buku ini ternyata sangat menarik sekali, dan mengandung cerita-cerita kuno, serta informasi yang menurut saya cukup menarik.
Buku itu dimulai dari cerita singkat mengenai negara Cina dan orang Cina – dimana dia memperkenalkan pembaca tentang kenyataan bahwa cukup sering penguasa Cina berkhianat atau berlicik ria mempermainkan nasib orang non-pemerintah, terutama pedagang dan wiraswasta (yang mungkin mendorong diciptakannya jembatan penyelamat berupa uang-suap atau korupsi dari sisi pemerintah. hm … kebiasaan menyuap -> sudah dari zaman sebelum masehi?). Contoh yang diberikan tidak tanggung-tanggung adalah cerita yang cukup terkenal mengenai Cao Cao (salah seorang pemimpin dari zaman tiga kerajaan) dan perwira logistiknya.
Dimana suatu saat ketika Cao Cao sedang mengepung suatu kota, perwira logistiknya melapor tentang masalah menipisnya bahan makanan, dan meminta pendapat Cao Cao. Kemudian, Cao Cao memerintahkan untuk mengurangi jatah serdadu.
Perwira logistik tersebut berpendapat kalau para serdadu tidak mungkin terima, tapi Cao Cao menjawab “aku akan membereskannya.”
Ketika para serdadu mulai mengeluh, Cao Cao memanggil perwira logistik dan berkata “aku ingin meminjam milikmu untuk menenangkan mereka. Kepalamu. Kuharap kau tidak keberatan. Kehidupan keluargamu akan kujamin.”
Para Algojo memenggal kepalanya dan memajangnya untuk dipertontonkan ke seluruh serdadu dengan tulisan “Perwira Logistik Wang Hou dihukum karena mencuri dari lumbung dan mengurangi jatah pasukan”
General Cao Cao
Kemudian isi buku tersebut diteruskan oleh cerita mengenai Sun Tzu (dan pengaruh besar yang dibawa oleh buku perang Sun Tzu tersebut), berlanjut ke cerita Sun Bin (keturunan Sun Tzu).
Yang selanjutnya menarik adalah cerita mengenai Lu Pu Wei yang disebut-sebut sebagai satu-satunya pedagang yang berkuasa sebagai perdana menteri hingga tahun 1930an. Ia berkuasa tentunya bukan karena ada sinar dari langit yang memberinya sayap dan ilmu kedewaan, namun Ia berkuasa karena kelicinannya dan taktik-taktik liciknya (singkatnya dengan tipu muslihat dan ilmu suap-kiri suap-kanan, Lu berhasil membuat anak kandungnya yang tertanam di istri kaisar menjadi putera mahkota (bahkan sebelum kaisar tersebut menjadi kaisar, dan kaisar ini menikahi wanita yang bekas gundik kesayangan Lu ini ketika wanita itu baru saja mengandung anak Lu), dan pada mulanya tidak ada seseorangpun selain dia yang mengetahui perihal ini, dan ketika putera mahkota ini mewarisi tahta untuk menjadi kaisar dan masih terlalu kecil, Lu menjadi perdana menteri selama sepuluh tahun) – dikononkan, taktik liciknya itu merupakan penerapan prinsip-prinsip Sun Tzu. Yang lebih mengejutkan lagi anak dari Lu ini adalah kaisar pertama Cina (Tsi Huang Thi) yang telah menyatukan daratan Cina yang luas itu, yang memberikan perintah pembangunan tembok Cina yang panjangnya kurang lebih 4000km (lebih panjang dari Surabaya-Jakarta).
Nah, yang lebih menarik lagi dari cerita mengenai Lu Pu Wei (atau gua doank yang berpendapat ini menarik yah?) adalah suatu sejarah mengenai asal usul Cina perantauan (atau bagi WNI keturunan: asal usul kita – atau bagi WNI asli yang mempunyai teman WNI keturunan: asal usul temen loe itu :p). Nah sebelum membahas lebih lanjut mengenai hal tersebut, saya ingin bercerita sedikit mengenai pengalaman pribadi:
Beberapa saat lalu ketika sedang beriseng-iseng baca wikipedia, saya baru menyadari kalau ternyata Cina perantauan di Indonesia tidak datang dengan sendiri-sendiri dan dalam kurun waktu yang tidak menentu.
Ternyata Cina perantauan di Indonesia datang melalui 3 gelombang besar: yaitu yang pertama adalah zaman perjalanan panjang panglima Zheng He yang ternyata adalah seorang Muslim (perjalanannya yang bersejarah itu adalah salah satu yang terbesar sepanjang sejarah dan dibahas di majalah national geographic edisi bulan July 2005 - baca artikel tersebut disini), yang kedua adalah masa-masa setelah perang opium, dan yang terakhir adalah pertengahan abad 20 ini.
Dimana ternyata mayoritas dari mereka adalah penduduk propinsi KwangTung, Fu Jian, dan Hunan. (terus terang saya tidak tahu menahu mengenai hal ini sampai saya baca di wikipedia). Nah setelah menyadari hal tersebut, saya lebih penasaran lagi mengenai cerita cerita tentang leluhur dari papa saya (namun sayangnya cerita tersebut hanyai sampai di zaman kakek dari kakek saya yang berasal dari propinsi Fu Jian). Jadi sampai pada detik ketika saya sedang membaca buku ini, yang saya ketahui adalah kakek dari kakek saya berasal dari suatu propinsi di Cina yang bernama Fu Jian; siapakah orang Fu Jian itu? Saya tidak mengerti sedikitpun.
Admiral Zheng He
Secara tidak sengaja buku tersebut memberi “jawaban” terhadap pertanyaan saya itu. Buku itu menceritakan kalau ternyata si kaisar pertama Cina yang anaknya pedagang Lu tadi ternyata semasa masa pemerintahannya bermaksud untuk membersihkan Cina utara dari kaum pedagang, pengusaha, wiraswasta dan semacamnya, yang mungkin disebabkan oleh berbagai macam kemungkinan:
- Dia trauma akan ilmu suap bapaknya yang mengerikan.
- Kenyataan bahwa Cina utara berlatar belakang peradaban pertanian dan pedagang tidak sesuai dengan hal tersebut.
- Merepopulasikan wilayah di selatan dengan etnis Cina.
- Pandangan kaum orthodok Confucianisme *yang ternyata* memandang rendah kaum pedagang, menempatkan kaum pedagang dibawah petani: dengan logika, petani paling tidak masih menghasilkan padi, sedangkan kaum pedagang tidak menghasilkan apa-apa.
Kaisar tersebut memerintahkan pemindahan kaum pedagang (dan teman-temannya) secara besar-besaran ke daerah selatan yaitu (Fu Jian, Kwang-Tong).
Nah-nah, ternyata wilayah tempat “diasingkannya” kaum-kaum pedagang Cina (dan teman-teman)nya pada zaman kaisar pertama itu, kelak adalah daerah asal dari mayoritas Cina-cina perantauan yang kini menyebar di seluruh dunia itu. Dimana kita juga bisa mengartikan kalau penduduk mayoritas Fu Jian dan Kwang Tong adalah keturunan-keturunan dari kaum pedagang-dan teman temannya yang diasingkan oleh kaisar pertama.
Fakta tersebut tentunya sangat menjelaskan sekali kenapa mayoritas Cina perantauan (termasuk yang di Indonesia) itu pandai berdagang: karena ternyata kebanyakan dari mereka adalah keturunan pedagang (mereka yang telah berdagang ribuan tahun tentunya baik secara sadar- maupun tidak sadar, telah mewariskan tata-cara, ilmu, taktik dagang secara turun temurun di keluarga masing-masing, dan dalam masa ribuan tahun itu tentunya sudah sering kali terjadi pembenahan-pembenahan, dan penyempurnaan ilmu berdagang). Itulah sebabnya kenapa menurut seorang bankir Singapura aset Cina perantauan di seluruh dunia (sekitar 55 juta orang) mencapai US$ 2 triliun dan untuk perbandingan Jepang hanya mempunyai aset US$ 3 triliun (per 1990). Itulah sebabnya di awal tahun 1990an ketika Cina sudah mulai berkembang pesat, propinsi Fu Jian dan Kwang Tong (daerah asal dari Cina perantau tadi) berkembang hampir dua kali lipat cepatnya dibanding daerah lain di Cina.
Bisa dibilang cukup aneh dan keren kalau kalau ternyata tipu muslihat Lu Pu Wei yang mengakibatkan “anak rahasianya” menjadi kaisar telah mengakibatkan banyak Cina Perantauan yang mayoritas merupakan keturunan pedagang terdampar di negeri Indonesia ini – dan mungkin bakal lebih keren lagi kalau ternyata kenyataan bahwa sejumlah Cina perantauan yang terdampar dan sudah beranak cucu di negeri ini – kelak akan menjadi bagian dari sejarah yang lebih besar dan megah lagi, baik untuk kepentingan bangsa Indonesia, bangsa Cina, ataupun dunia pada umumnya.
Now, somebody just made a book about “Lords of the Rim.” Hopefully, someday someone make a sequel of that book - a book with a title somewhat like this one: “The Lords who became Saints.”
Sekian,
Semoga-Indonesia-lebih-makmur,
Semoga-dunia-lebih-damai.
SN: Pictures are not mine, credits to owners.
4 Comments:
Yeaps, the book is actually make sense. Many of the unknown strategy about business men especially chinese.. are explained in the chinese philosophy and war..
Chinese strategists especially sun tzu is really good at the art of war which is now applicable as an art of business...
read sun tzu art of war.. pretty interesting if you want to link it to the politics, family and of course, business..
=)
This comment has been removed by a blog administrator.
hey Imelda, so did you finish the book (lord of the rims) already?
I never really read Sun Tzu religiously, but I guess I oftenly listened to it piece-by-piece from my dad, and read about it part-by-part from other books which refers to it. From the experiences, I bet "Sun Tzu - the art of war" would be a great read.
Do you happen to know anything about Han Fei Zi (a legalist)? he got some interesting theories, opinions and stories.
I never read Sun Zu personally but it often heard on the movie or war story or any book across the gramedia floor.
I think what makes the strategy great is it involve greatly on the human (psychology) side (not a technical side).
That's involve attitude and determination.
It's a really good strategy thou.
Post a Comment
<< Home