Kamis Pagi - Sediki tentang gelas pecah

Judul babnya, "See the glass as already broken (and everything else too). "
Menurut yang bikin buku, dia dapet ilham ini dari ajaran Budha. Inti dari ajarannya, dia ingin mengingatkan kalo misalnya semua benda di dunia ini mempunyai awal dan akhir. Pohon yang rindang, bermula dari sebuah biji kecil, dan kelak akan berakhir kembali ke perut-bumi. Batu-batu yang ada bermula dari akumulasi materi-materi yang lebih kecil, batu-batu yang sama, kelak akan hancur menjadi materi-materi kecil.
Dalam hubungannya dengan dunia modern, mobil yang kita pakai dulunya dibuat dari rangkain metal, dan kelak selayaknya akan kembali menjadi onggokan metal sarat guna. Begitu juga dengan benda-benda lain yang ada di sekitar kita, komputer kita, gelas favorit kita, bolpen favorit kita. Itu semua mempunyai awal, dan kelak akan mempunyai akhir juga.
Dengan selalu mengingat kalo "Toh benda ini suatu-saat pasti bakal rusak/hilang", kita tidak akan terlalu kecewa ketika hal itu benar-benar terjadi. Tanpa membuat kita berpikiran pasif dan negatif, filosofi ini hanya ingin mengajak kita lebih menghargai dan menikmati benda sekarang! - dan yang paling penting - bila kita suatu saat mesti kehilangan benda ini, kita bisa mengikhlasi, dan engga perlu buang-buang energi dan waktu untuk menjadi stress atau bete. Jadi ... yuk kita coba untuk membayangkan "the glass as already broken."
Senyam-Senyum, liat kiri-kanan, pencet Publish-Post.